Pada era ini
jenis lagu yang mendominasi adalah lagu pop yang mendayu-dayu, bertempo lambat
dan cenderung berkesan cengeng. Rinto Harahap, Pance pondaaq, A ryanto, dan
Obbie Mesakh adalah nama-nama pencipta lagu yang cukup produktif di era ini.Yup
inilah masanya lagu patah hati! Nama-nama seperti; Nia Daniaty, Betharia
Sonata, Ratih Purwasih, Iis Sugianto, adalah beberapa nama yang merupakan
spesialis lagu sedih.Lagu-lagu balada juga lumayan laku ini mungkin karena
temponya lambat juga.
Nama seperti
Ebiet G Ade dan Franky and Jane sangat familiar juga waktu itu., Saya
masih ingat betul betapa lagu-lagu mereka begitu melekat di hati pendengarnya,
kakak saya yang waktu itu masih SMP, punya 4 buah buku tulis tebal yang khusus
mencatat lirik lagu-lagu mereka. Bahkan boleh di bilang saya aja yang waktu itu
masih kelas 2 SD sudah hafal hampir seluruh lagu yang hits di era itu! Biasanya
sambil menunggu padi yang menguning agar tidak di serang burung pipit, kita
nyanyi-nyanyi lagu itu secara koor (rame-rame) di atas ranggon (dangau di
tengah sawah yang bertingkat!) kayaknya seru. Beberapa lagu sempat menjadi
fenomenal. Diantaranya lagu ‘gelas-gelas kaca’ dan lagu ‘hati yang luka’ milik
Betharia Sonata.
Lagu yang berjudul
” Aku masih seperti yang dulu’, yang di nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai
terjual 2 juta kopi. Angka yang sangat fenomenal waktu itu, dan rekord ini baru
di kalahkan oleh Sheila on7 belasan tahun berikutnya lewat lagu ‘Dan’ serta
‘Kita’ ! Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai mentri
Penerangan,menyebut lagu mereka sebagai lagu ‘ngak-ngik-ngok’ dan melarang
peredaran lagu-lagu jenis ini dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi
lemah, masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja.Tapi apa ada korelasinya? Dan
apa itu sudah sesuai dengan kapasitas dia sebagai mentri penerangan untuk
melakukan pelarangan terhadap sebuah aliran musik
Di tengah
derasnya aliran cengeng sebenarnya ada beberapa musisi yang tetap konsisten
dengan aliran mereka yang tidak terbawa arus untuk memainkan musik yang
meratap-ratap. Diantaranya ada Fariz RM, Vina Panduwinata, Gombloh dll. Musik
mereka sering disebut sebagai musik pop kreatif. Lagu Vina yang berjudul
‘Burung Camar’ bahkan jadi hits dimana-mana.
DI era ini musik
rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar, bebrapa nama seperti, Ikang
Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan beberapa group rock seperti Goodbles
yang kemudian berubah menjadi GONG 200 sempat berkibar.Nicky Astria bahkan
manjadi ikon Rocker cewek Indonesia setelah era-nya Euis darliah.Group-group
musik baru pun mulai bermunculan di akhir era ini (tepatnya di 90-an awal kali)
seperti; Dewa 19, Slank, Boomerang, Vodoo,dan masih banyak lagi group-group
musik rock lainya yang hanya numpang lewat doing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar